Anggota Dewan Penilaian Proper dari Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) secara langsung meninjau kondisi Ekowisata Mangrove Hijau Daun Jum'at (06/12/2024). Kunjungan dilakukan dalam rangka untuk memberikan penilaian terhadap kondisi terkini Hutan Mangrove.
Kunjungan didampingi langsung oleh Wakil Bupati Gresik Dr. H. MOH. QOSIM, M.Si beserta jajarannya disertai juga Staff PJB. Dalam pertemuannya mereka membahas program kerja apa saja yang sudah dilakukan oleh Staff Ekowisata Mangrove Hijau Daun yang dalam hal ini dilakukan oleh POKMASWAS Hijau Daun sekaligus meninjau lokasi sehingga nantinya akan diberikan penilaian oleh Tim Proper Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan.
Subhan selaku ketua POKWASMAS Hijau Daun menerangkan bahwa lahan area yang dikelola seluas 28 hektar yang secara keseluruhan merupakan milik dari desa Daun. Sebesar 16 hektar digunakan untuk area ekowisata sedangkan 12 hektar sisanya digunakan untuk area konservasi dimana di lahan ini dijaga semaksimal mungkin karena banyak habitat-habitat yang dilindungi.
Selain itu Subhan juga menjelaskan bahwa dulunya di area sekitar banyak lahan yang tidak bisa ditanami dikarenakan adanya abrasi, dan setelah dilakukan konservasi akhirnya banyak lahan sudah bisa ditanami kembali dan masih banyak lagi manfaat yang sudah dirasakan langsung masyarakt Desa Daun dengan adanya Hutan Mangrove Hijau Daun ini.
Selain itu POKWASMAS juga melakukan penanaman, edukasi ke sekolah-sekolah, dan pembangunan tanggul yang dalam hal ini POKWASMAS berkolaborasi dengan PJB dan warga sekitar. Bahkan POKWASMAS menegaskan bahwa kedepan mereka juga akan melakukan budidaya garam.
"Alam itu sebetulnya seperti perpustakaan yang perlu kita gali karena banyak ilmu di dalamnya. Dan di sini juga tempat kita menyatukan pendapat dan inspirasi baik terkait pengelolaan dan masyarakat banyak menerima manfaat dari ekowisata yang kami kembangkan di sini" ungkap Subhan.
Menanggapi hal ini Anggota Dewan Proper Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Ibu Darwinah menjelaskan bahwa tujuannya datang ke pulau Bawean adalah melihat kondisi sebenarnya pulau Bawean itu seperti apa.
"Pertama-tama di sini itu pulau terpencil katanya, pulau terluar di Indonesia. Agak seram juga ya. Tapi ternyata kok pulau Bawean ini indah sekali, orang-orangnya ramah sambutannya hangat, makanannya enak" ungkap Darwinah.
"Namun yang luar biasa dari Ekowisata Mangrove Hijau Daun ini adalah adanya kerjasama yang sangat erat antara PEMDA, PEMDES, masyarakat setempat, ada kelompok pemuda Daun Hijau, PJB semua bekerjasama, itu bagus sekali. Itu modal yang baik kalau ingin maju." tegas Darwinah.
Darwinah juga menerangkan pentingnya sumber daya alam yang lestari dimana sumber daya alam yang ada dimanfaatkan tidak hanya sekarang tapi diharapkan juga bisa dinikmati oleh generasi yang akan datang. Darwinah berharap adanya Bawean kedepan yang lestari dan sejahtera.