Kisah Nabi Muhammad SAW
Apabila telah datang pertolongan Allah dan kemenangan.
Dan engkau melihat manusia berbondong-bondong masuk agama Allah.
Maka bertasbihlah dalam dengan Tuhanmu dan mohonlah ampunan kepada-Nya. Sungguh, Dia Maha Penerima tobat. Q.S An-Nasr 1-3
KISAH RASULULLAH ﷺ
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَ عَلَى آلِ مُحَمد Bagian 32 Rampasan Perang Rampasan yang diperoleh kaum muslimin terdiri atas: Enam ribu (6,000) orang tawanan, dua puluh empat ribu (24,000) ekor unta, lebih empat puluh ribu (40,000) ekor biri-biri dan empat ribu (4,000) uqiyah emas. Rasulullah memerintahkan agar rampasan perang ditempatkan di "Ja'ranah", dengan menunjuk Mas'ud bin Amru Ghaffari sebagai penjaganya, sampai selesai gerakan ghuzwah (invasinya) ke "Ta'if". Setelah invasi ke Ta'if selesai, kemudian dilaksanakan pembagian rampasan perang, dibagikan sebagaimana dilakukan pada waktu-waktu sebelumnya. HAJJAH WADA' Haji Terakhir Tugas dakwah Rasulullah ﷺ sudah mendekati penghujung selesai, penyampaian risalah pun sudah dilaksanakan, penegakan sebuah syariat baru yang berasaskan pada konsep uluhiyah dan ketuhanan yang satu hanya kepada Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى dan tidak ada tuhan selain Allah berdasarkan risalah Muhammad ﷺ telah menjadi kenyataan. Rasulullah ﷺ seakan-akan telah mendengar panggilan dari dalam hatinya yang memberitahu bahwa persinggahan Rasulullah di dunia sudah sampai pada waktu yang telah ditetapkan. Hal ini nampak ketika Rasulullah mengutus Muaz bin Jabal ke negeri Yaman sebagai Gubernur di tahun kesepuluh (10) Hijriah. Rasulullah ﷺ bersabda kepada Muaz: "Wahai Muaz, sebenarnya engkau mungkin tidak akan bertemu aku lagi setelah tahun ini dan semoga kau akan melalui masjidku dan kuburku". Muaz menangis tersedu-sedu karena akan berpisah dengan Rasulullah ﷺ. Dengan izin Allah, Rasulullah ﷺ berkesempatan melihat hasil kerja dakwahnya setelah mengalami berbagai kepahitan dan kesusahan selama dua puluh tahun lebih. Di ujung bandar Mekah, Rasulullah ﷺ berkumpul bersama dengan para perwakilan qabilah Arab, menyampaikan kepada mereka syariat-syariat dan hukum-hukum Islam. Rasulullah minta persaksian mereka, bahwa dia telah menyampaikan amanah dan tugas-tugasnya, menyampaikan risalah dan bertanggungjawab menasihati seluruh umat. Pada hari itu Rasulullah ﷺ mengdeklarasikan cita-citanya untuk menunaikan ibadah haji yang terakhir. Berduyun-duyun umatnya mengunjungi Madinah, mereka semua ingin menyertai dan mengikuti Rasulullah dalam ibadah hajinya. Pada hari Sabtu empat hari terakhir bulan Zulkaedah, Rasulullah ﷺ siap dengan kendaraannya, mempersiapkan dirinya, memakai minyak rambut dan menyikatnya, mengenakan pakaian dan syalnya serta menyandang senjatanya. Setelah sholat dzuhur, Rasulullah ﷺ bergerak, sampai di Zul Hulaifah sebelum masuk waktu Ashar. Di sana Rasulullah menunaikan sholat sunat dua rakaat dan bermalam. Keesokkan harinya setelah sholat Subuh, Rasulullah ﷺ memberitahukan kepada semua sahabat yang hadir: "Tadi Malam aku telah mendapat pemberitahuan dari Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى yang menyabdakan: Sholatlah kamu di lembah yang penuh berkat ini dan niatkanlah wahai Muhammad: Umrah dikerjakan bersama-sama Haji". Sebelum Rasulullah ﷺ menunaikan sholat dzuhur di hari itu, terlebih dahulu Rasulullah bersuci dan mengenakan pakaian ihram, kemudian Aisyah menyapukan minyak wangi dan kasturi pada diri Rasululah. Aisyah menyapukan di badannya dan kepalanya hingga nampak berkilauan minyak kasturi di rambut dan di jenggotnya. Rasulullah ﷺ membiarkan tanpa membasuhnya dan kemudian menunaikan sholat dzuhur dua rakaat. Setelah selesai sholat, Rasulullah ﷺ kemudian bertahlil di tempat sholatnya untuk memulai ibadah haji dan umrah, sebagai haji qiran. Setelah itu barulah Rasulullah ﷺ bergerak dengan menunggangi untanya yang bernama Quswa', di situ Rasulullah bertahlil lagi sedang untanya kemudian bergerak. Rasulullah meneruskan perjalanan suci ini hingga hampir memasuki Mekah, maka Rasulullah bermalam di Tawa. Keesokkan harinya Rasulullah memasuki Mekah setelah sholat Shubuh, di pagi hari Ahad tanggal empat hari terakhir bulan Dzulhijjah tahun kesepuluh (10) Hijriah. Selama delapan malam Rasulullah ﷺ menghabiskan waktu untuk perjalanannya yang sederhana itu dan apabila Rasulullah memasuki Masjid Haram, kemudian Rasulullah berthawaf mengelilingi Ka’bah dan melakukan Sa’i di antara Safa dan Marwah, tanpa merubah pakaian ihramnya, karena Rasulullah dalam mengerjakan haji kali ini secara qiran berserta dengan binatang sembelihannya. Kemudian Rasulullah ﷺ singgah di Hajjun tanpa mengulangi thowaf melainkan thowaf rukun haji. Rasulullah menyuruh para sahabat yang tidak mempunyai binatang sembelihan agar menjadikan ihram mereka itu sebagai umrah, dengan berthawaf mengelilingi Ka’bah, dan bersa’i di antara Safa dan Marwah, kemudian mengganti pakaian ihram dengan pakaian biasa. Tetapi para sahabat ragu-ragu untuk melakukan perintah Rasulullah itu. Kemudian Rasulullah menegaskan: "Bila maju untuk berbuat sesuatu, aku tidak akan kembali atau menarik kembali qurbanku ini. Dan bila aku tidak mempunyai binatang qurban pasti aku mengganti pakaian ihramku ini. Ayo! Kamu yang tidak memiliki binatang sembelihan, pakaian ihram segera diganti ". Kemudian mereka mematuhi petunjuk Rasulullah. Pada hari kedelapan Dzulhijjah yang dikenali juga sebagai hari Tarwiyah, Rasulullah ﷺ bergerak menuju Mina. Di Mina Rasulullah telah menunaikan Dzuhur, Ashar, Maghrib, Isya' dan Shubuh. Rasulullah berhenti di Mina beberapa saat hingga matahari naik barulah Rasulullah berjalan menuju Arafah. Shallu 'alan Nabi...اَللّٰهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَ عَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدKhotbah Rasulullah ﷺ Sampai di Arafah di kawasan Namirah, Rasulullah ﷺ melihat sebuah kemah yang sudah didirikan untuk beliau. Rasulullah ﷺ pun singgah sampai matahari terbenam di ufuk barat. Rasulullah ﷺ minta agar unta Quswa' dibawa ke tempatnya, dari situ Rasulullah ﷺ pun bergerak menuju ke Batan Wadi. Di sana sudah banyak orang berkumpul kurang lebih seratus ribu empat puluh empat orang. Rasulullah ﷺ berdiri di depan mereka, kemudian menyampaikan khotbahnya: "Wahai umatku sekalian, dengarlah kata-kataku ini, sebenarnya aku tidak tahu apakah aku masih bisa menemui kalian setelah tahun ini. Sesungguhnya darahmu dan hartamu adalah haram seperti haramnya hari ini, bulan ini, dan tanah ini. Ketahuilah bahwa semua urusan jahiliah sudah tertanam di bawah kakiku ini, darah-darah jahiliah telah tertanam. Darah jahiliah yang pertama kali aku hapuskan adalah darah Ibn Rabiah bin Harith, kejadiannya dia ini dibunuh, ketika sedang mengambil susuan dari ibu susuannya Bani Saad. Riba jahiliah juga sudah dihapuskan, dan riba pertama yang aku hapuskan adalah riba Abbas bin Abdul Mutalib, bahkan semuanya telah dihapuskan sama sekali. Bertaqwalah kamu kepada Allah swt demi untuk melaksanakan hak kaum wanita, karena kamu telah mengambil mereka sebagai isteri dalam bentuk amanah Allah ﷻ, kamu halal jima' dengan mereka dengan menyebut nama Allah ﷺ dan kaum wanita juga berkewajiban menjaga agar tidak ada seorang pun masuk ke kamarmu. Sekiranya mereka berbuat demikian maka pukullah mereka dengan pukulan yang tidak parah, kepada mereka, kamu berkewajipan memberi rezeki dan pakaian dengan baik. Sesungguhnya telah aku tinggalkan kepadamu agar kamu tidak sesat setelah ini, berpeganglah kamu dengannya, yaitu kitab Allah ﷻ. Wahai sekalian manusia, sesungguhnya tidak ada nabi setelah aku, dan tidak ada umat lain selain kamu, ingatlah agar kamu menyembah Tuhanmu, tunaikanlah fardu sholat lima waktu, berpuasalah kamu di bulan Ramadhan, tunaikan zakat hartamu dengan ikhlas, tunaikan haji ke baitullah, dan taatilah pemerintahmu niscaya kamu masuk ke dalam syurga Rabb-mu. Besok kamu semua akan ditanya mengenai diriku, apa yang akan kamu katakan?" Maka kata mereka semua: "Kami menyaksikan bahwa engkau telah menyampaikan, menunaikan dan menasihati kami". Dengan mengangkat jari telunjuknya ke arah langit kemudian berkata lagi: "Ya Allah Ya Tuhanku, saksikanlah." (sebanyak tiga kali). Adapun orang yang berteriak (sebagaiman pengeras suara) meneruskan ucapan Rasulullah ﷺ kepada orang banyak di padang Arafah adalah Rabi'ah bin Umaiyah bin Khalaf. Setelah selesai menyampaikan khotbah, turunlah firman Allah ﷻ : Al-Ma'idah (المائدة) / 5:3 حُرِّمَتۡ عَلَیۡکُمُ الۡمَیۡتَۃُ وَ الدَّمُ وَ لَحۡمُ الۡخِنۡزِیۡرِ وَ مَاۤ اُہِلَّ لِغَیۡرِ اللّٰہِ بِہٖ وَ الۡمُنۡخَنِقَۃُ وَ الۡمَوۡقُوۡذَۃُ وَ الۡمُتَرَدِّیَۃُ وَ النَّطِیۡحَۃُ وَ مَاۤ اَکَلَ السَّبُعُ اِلَّا مَا ذَکَّیۡتُمۡ ۟ وَ مَا ذُبِحَ عَلَی النُّصُبِ وَ اَنۡ تَسۡتَقۡسِمُوۡا بِالۡاَزۡلَامِ ؕ ذٰلِکُمۡ فِسۡقٌ ؕ اَلۡیَوۡمَیَئِسَ الَّذِیۡنَ کَفَرُوۡا مِنۡ دِیۡنِکُمۡ فَلَا تَخۡشَوۡہُمۡ وَ اخۡشَوۡنِ ؕ اَلۡیَوۡمَ اَکۡمَلۡتُ لَکُمۡ دِیۡنَکُمۡ وَ اَتۡمَمۡتُ عَلَیۡکُمۡ نِعۡمَتِیۡ وَ رَضِیۡتُ لَکُمُ الۡاِسۡلَامَ دِیۡنًا ؕ فَمَنِ اضۡطُرَّ فِیۡ مَخۡمَصَۃٍ غَیۡرَ مُتَجَانِفٍ لِّاِثۡمٍ ۙ فَاِنَّ اللّٰہَ غَفُوۡرٌ رَّحِیۡمٌ
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَ عَلَى آلِ مُحَمدKhotbah di Hari Nahr Di hari penyembelihan yaitu hari kesepuluh Dzulhijjah, setelah waktu Dhuha Rasulullah ﷺ menyampaikan khotbah dari atas kendaraannya, "Syahba" (jelaskan) sedang Ali bin Abi Talib menyuarakan dengan lantang kepada orang banyak. Sidang hadirin ada yang duduk dan ada yang berdiri. Di dalam khutbahnya Rasulullah mengulangi beberapa hal yang telah disampaikan kemarin. Syaikhan (dua orang Syeikh Hadits: Bukhari dan Muslim) telah meriwayatkan dari Abi Bakarah dengan katanya: Bahwa Rasulullah ﷺ telah menyampaikan kepada kami di hari Nahr (penyembelihan) dengan sabdanya: "Sesungguhnya peredaran waktu sudah berjalan pada sumbunya yang asal dan menepati putaran sesuai pada hari penciptaan langit dan bumi. Setahun dua belas bulan, empat darinya adalah bulan haram, tiga bulan berturut-turut yaitu Zulkaedah, Dzulhijjah dan Muharam. sedang sebulan lagi ialah bulan Rajab, yang ada di antara Jamadilakhir dan Syaaban " Sabdanyanya lagi: Ini bulan apa ? Jawab hadirin: "Allah dan Rasulnya lebih mengetahui," Rasulullah ﷺ pun diam sesaat, sampai kami mengira Rasulullah akan menamakannya dengan satu nama lain. "Tidaklah, ini bulan Dzulhijjah?" Jawab kami: "Benar." Tanya Rasulullah lagi: "Negeri ini, negeri apa?" Jawab kami: "Allah dan Rasulnya lebih mengetahui." Sabda Rasulullah: "Tidakkah, negeri ini dikenali sebagai "Baldah" ? Kata kami semua: "Benar. Tanya Rasulullah lagi. "Kita ini di hari apa?" Kata kami; "Allah dan Rasulnya lebih mengetahui." Rasulullah berdiam sejenak hingga kami menyangka Rasulullah akan menukar dengan nama baru. Kemudian sabda Rasulullah: "Tidakkah hari ini hari Nahr hari sembelihan qurban?." Jawab kami: Benar" Selanjutnya Rasulullah bersabda: "Sesungguhnya darahmu, hartamu dan harga dirimu adalah haram di atas kamu sekalian, sama seperti haramnya harimu ini, di bumimu ini dan di bulanmu ini." "Dan kamu akan menemui Tuhanmu dan Tuhanmu akan bertanya kepadamu mengenai amal-amalmu, ingatlah agar jangan sekali-kali kamu menjadi sesat setelah kepergianku nanti di seuntukan kamu saling bunuh sendiri kepada sesama" Tidakkah telah aku sampaikan? Jawab mereka: Ya!. Kata Rasululah ﷺ: "Ya Allah Ya Tuhanku saksikanlah, akankah yang hadir di antara kamu ini akan menyampaikan kepada yang tidak hadir. Karena bisa jadi yang menyampaikan itu lebih memahami dari pada yang mendengar" Rasulullah tinggal di Mina selama hari-hari tasyrik, mengerjakan ibadah dan mengajarkan hukum-hukum syariat, memberikan tazkirah, membetulkan ajaran-ajaran hidayah dari ajaran Ibrahim, menghapuskan syirik dan kesan-kesannya. Rasulullah ﷺ juga menyampaikannya di tengah hari-hari tasyrik, Dari Abu Daud dengan sanad hadits hasan, riwayat Sarra' binti Nubhan telah berkata: "Rasulullah ﷺ telah menyampaikan sabdanya di hari tasyrik itu dengan: Tidakkah hari ini, hari tengah di antara hari-hari tasyrik. Sabda Rasulullah itu seperti sabdanya di hari "Nahr" sabda ini disampaikan setelah diturunkan surah Nasr. اِذَا جَآءَ نَصۡرُ اللّٰہِ وَ الۡفَتۡحُ ۙ وَ رَاَیۡتَ النَّاسَ یَدۡخُلُوۡنَ فِیۡ دِیۡنِ اللّٰہِ اَفۡوَاجًا ۙ فَسَبِّحۡ بِحَمۡدِ رَبِّکَ وَ اسۡتَغۡفِرۡہُ ؕؔ اِنَّہٗ کَانَ تَوَّابًا Apabila telah datang pertolongan Allah dan kemenangan, dan kamu lihat manusia masuk agama Allah dengan berbondong-bondong, maka bertasbihlah dengan memuji Tuhanmu dan mohonlah ampun kepada-Nya. Sesungguhnya Dia adalah Maha Penerima taubat. {An-Nasr (النصر) / 110:1 s/d 3} Di hari Nafar Thani yaitu hari ketiga belas Dzulhijjah, Rasulullah ﷺ keluar dari Mina bergerak menuju ke dataran tinggi Bani Kinanah di suatu kawasan tanah lapang. Rasulullah menghabiskan sisa hari di situ hingga ke malamnya, Rasulullah ﷺ telah menunaikan sholat dzuhur, Asar, Maghrib dan Isya'. Setelah itu Rasulullah berbaring, kemudian berdiri dan berjalan menuju ke Ka’bah, di sana Rasulullah melakukan thawaf wada'. Setelah selesai mengerjakan ibadah hajinya, Rasulullah ﷺ dengan tergesa menaiki untanya dan pulang ke Madinah Mutahharah. Ini dilakukan karena akan memberi kesempatan kepada mereka untuk beristirahat, karena akan meneruskan kembali berjuang di jalan Allah. Unit terakhir Pengiriman Sikap keangkuhan kerajaan Roma yang tidak mau menerima kehadiran Islam di negaranya inilah yang membawa Roma membunuh rakyatnya yang memeluk agama Islam, sebagaimana tindakannya kepada Farwah bin Juzami Gubernur yang dilantik oleh Roma untuk daerah Maan, dibunuh karena memeluk Islam. Rasulullah melihat peristiwa ini dengan sungguh-sungguh, sikap Roma yang sombong dan keras kepala itu membuat Rasulullah segera mempersiapkan satu angkatan yang besar pada bulan Safar tahun kesebelas (11) Hijriah. Usamah bin Zaid telah diberi tanggungjawab untuk memimpin angkatan ini. Rasulullah memerintah agar Usamah memasuki perbatasan Balqa' dan Darom di bumi Palestina dengan tujuan untuk menggertak Roma dan mengembalikan kepercayaan bangsa Arab yang berbatasan dengan Roma, agar mereka mengetahui bahwa kebiadapan Roma itu tidak bisa dibiarkan terjadi begitu saja, di samping untuk menghapus sindrom, yang konon katanya memeluk Islam hanya akan membawa kematian. masyarakat menyebut-nyebut tentang Usamah bin Zaid karena dia merupakan pemimpin tentara Islam yang masih muda, bahkan mereka mengharapkan agar ditunda keberangkatannya. Di sini Rasulullah ﷺ mengulas dengan sabdanya yang bermaksud: "Sekiranya kamu mempersoalkan kepimpinannya berarti kamu mempersoalkan kepimpinan bapaknya yang terdahulu, demi Allah, meskipun kepimpinanya dipertikaikan namun dia adalah layak untuk tugas, bapaknya yang terdahulu adalah orang kesayanganku, dan dia juga di antara orang kesayanganku setelah bapaknya yang terdahulu". Oleh sebab itu, masyarakat pun mulai berkumpul di sekeliling Usamah yang sedang menyertai barisan tentaranya, akhirnya mereka semua bergerak hingga sampai di persinggahan Jaraf satu Farsakh jaraknya ke Madinah. Ketika tentara Islam ada di sana, mereka menerima berita tentang Rasulullah ﷺ jatuh sakit, berita ini telah membuat mereka ragu untuk meneruskan perjalanan ke Roma, agar mereka dapat mengetahui ketetapan Allah itu. Dengan izin dan takdir Allah, tentara pimpinan Usamah ini merupakan pengiriman pasukan pertama kemudian, pada masa pemerintahan Abu Bakar Siddiq. Shallu 'alan Nabi... Bersambung
0 Comment